Recent post
Archive for 2013
A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum
yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat.
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik
(licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam
kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan
salah satu sifat zat yang bersifat basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya.
Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi
karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk
mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan
indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam,
basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan
makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius,
asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa
sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu
mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun
anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan
berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam
dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat
dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Tabel beberapa contoh asam
Tabel Asam
Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2
golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik
umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam
anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya
itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan
manusia.
Buah yang
bersifat Asam
2.Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat
dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag
(antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam
air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua
rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk
memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida.
Tabel beberapa contoh Basa
Tabel Basa
Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan Sifat Asam dan Basa
Perbedaan
Sifat Asam Basa
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung
yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid
mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti
asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam
direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
OH- dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (â„“)
Asam
Basa
Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan
basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang
disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka
ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut
dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi
asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Asam + Basa —> Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium
klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (â„“)
Asam
Basa
Garam
Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat
asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa
penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang
berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam,
contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Tabel beberapa contoh garam
Tabel Garam
Kehidupan Sehari-hari
4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit
Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan
”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki, apa yang terjadi
setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan
ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu
terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang
buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air
maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air
dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan
larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam
klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan
nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan
arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat
penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang
berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk
mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.
B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang
bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan
secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah
indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda
dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam,
basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau
indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa
dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus
merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Identifikasi
Kertas Lakmus
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan
Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa
suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau
tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu
dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari
bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Indikator
Alami
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah
sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis
adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi
dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka
dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah
warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana
senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa
terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut
ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam
larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau
basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau
basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka
dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu
saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya
apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam
atau basa kuat.
Uji Kekuatan
Asam Basa
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang
sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar
(a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah
atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan
bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan
(pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil,
maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan
negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika
dinyatakan dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan
cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan
berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan
skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan
memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk
beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari
dinyatakan dalam Tabel.
Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat
Tabel pH
3. Menentukan pH Suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan
menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan
pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari
bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari
perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang
berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak
kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna.
Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan
peta warna yang tersedia.
Indikator
Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan
adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari
6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning.
Larutan Asam
Basa
Larutan
Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator
fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak
berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga
menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada
larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala
yang menunjukkan pH larutan.
pH meter
digital
PH meter
elektronik
A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum
yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat.
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik
(licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam
kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan
salah satu sifat zat yang bersifat basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya.
Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi
karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk
mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan
indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam,
basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan
makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius,
asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa
sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu
mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun
anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan
berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam
dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat
dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Tabel beberapa contoh asam
Tabel Asam
Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2
golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik
umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam
anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya
itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan
manusia.
Buah yang
bersifat Asam
2.Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat
dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag
(antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam
air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua
rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk
memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida.
Tabel beberapa contoh Basa
Tabel Basa
Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan Sifat Asam dan Basa
Perbedaan
Sifat Asam Basa
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung
yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid
mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti
asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam
direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
OH- dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (â„“)
Asam
Basa
Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan
basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang
disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka
ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut
dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi
asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Asam + Basa —> Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium
klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (â„“)
Asam
Basa
Garam
Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat
asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa
penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang
berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam,
contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Tabel beberapa contoh garam
Tabel Garam
Kehidupan Sehari-hari
4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit
Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan
”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki, apa yang terjadi
setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan
ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu
terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang
buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air
maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air
dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan
larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam
klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan
nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan
arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat
penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang
berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk
mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.
B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang
bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan
secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah
indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda
dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam,
basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau
indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa
dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus
merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Identifikasi
Kertas Lakmus
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan
Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa
suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau
tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu
dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari
bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Indikator
Alami
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah
sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis
adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi
dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka
dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah
warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana
senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa
terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut
ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam
larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau
basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau
basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka
dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu
saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya
apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam
atau basa kuat.
Uji Kekuatan
Asam Basa
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang
sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar
(a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah
atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan
bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan
(pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil,
maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan
negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika
dinyatakan dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan
cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan
berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan
skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan
memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk
beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari
dinyatakan dalam Tabel.
Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat
Tabel pH
3. Menentukan pH Suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan
menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan
pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari
bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari
perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang
berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak
kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna.
Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan
peta warna yang tersedia.
Indikator
Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan
adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari
6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning.
Larutan Asam
Basa
Larutan
Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator
fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak
berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga
menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada
larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala
yang menunjukkan pH larutan.
pH meter
digital
PH meter
elektronik